Post info

Label: ,


Comments 0


Author: Natalia Hippy

Pernah seorang sahabat berkata pada saya: “Lawan dari cinta itu bukanlah benci, tapi realita” dan terkadang karena alasan realita itulah menjadikan seseorang memutuskan untuk berpisah dengan pasangannya.
Lalu adakah sebuah perpisahan tanpa diiringi air mata..? Meskipun mungkin tanpa air mata tapi pasti tetap ada rasa yang tersisa.. entah itu sakit, sesal, merasa bersalah atau bahkan rasa lega dan yang pasti ada duka di sana.. ada luka terasa..
Adakah sebuah perpisahan tanpa keterpaksaan..? Tidak semua begitu.. siapa coba manusia di dunia ini yang ingin mengalaminya? tidak ada, tidak kalian, tidak juga saya. Memang perpisahan awalnya adalah sebuah keterpaksaan, tapi pada akhirnya akan menjelma menjadi sebuah pengertian dan kesadaran. Kesadaran untuk menerima sebuah perpisahan itu memang harus terjadi. Walaupun mungkin ada banyak orang yang tidak pernah bisa menyadari dan menerimanya atau mungkin bahkan butuh waktu seumur hidupnya untuk menerima..
Pada akhirnya, perpisahan selalu meninggalkan residu rasa yang berbeda-beda pada tiap manusia.. sangat individual dan terkadang kata-kata pun tak mampu lagi mendefinisikan rasa yang tertinggal..

0 komentar:


Posting Komentar